Stimulasi deteksi intervensi Dini Tumbuh Kembang

Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang ( SDIDTK )  merupakan kegiatan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak mulai dari umur 0 bulan sampai 72 bulan dan umur 0 sampai 24 bulan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Sedangkan untuk umur 24 sampai 72 bulan setiap 6 bulan sekali. Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada setiap tahunnya telah melakukan pemeriksaan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang gratis kepada anak usia 3-4 tahun. [mks_pullquote align=”right” width=”300″ size=”24″ bg_color=”#000000″ txt_color=”#ffffff”]PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIWUJUDKAN DENGAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG GRATIS OLEH AKADEMI KEBIDANAN WIYATA MITRA HUSADA KERTOSONO-NGANJUK[/mks_pullquote]

Kegiatan ini merupakan salah satu dari kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat dan sekaligus syarat utama mahasiswa untuk melaksanakan Ujian Tahap III bagi mahasiswa semester V yang di wujudkan  dalam  pemeriksaan SDIDTK gratis. Pada kesempatan ini Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada telah bekerja sama dengan beberapa PAUD dan TK di Kecamatan Kertosono, diantaranya adalah PAUD Tunas Ceria, Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, PAUD Sabilillah, desa Tanjung, Kec. Kertosono dan PAUD Permata Hati desa Ngalawak, Kec Kertosono Kab. Nganjuk. Pada pemeriksaan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) ini telah diikuti oleh 53 mahasiswa dan 53 siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), jumlah tersebut telah disesuaikan karena 1 mahasiswa berhak melakukan pemeriksaan SDIDTK pada 1 siswa PAUD yang didampingi langsung oleh orangtuanya. “Kegiatan seperti sangat positif sekali, sangat bermanfaat khusunya bagi orangtua siswa, dan juga guru karena  selama ini dari PAUD belum pernah melakukan pemeriksaan Stimulasi secara keseluruhan kepada siswa kami” ungkap salah satu Guru PAUD.

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain yaitu pertumbuhan yang dipantau meliputi lingkar kepala atas berat badan, tinggi badan  hal ini dilakukan mengetahui status gizi, sedangkan  perkembangannya dipantau melalui motorik halus, motorik kasar, berbicara dan berbahasa, sosial kemandirian, tes daya lihat, tes daya dengar, mental emosional, autis dan hiperaktif. Pemeriksaan dilakukan selama 30 menit, jika pada pemeriksaan ditemukan gangguan atau penyimpangan maka hasil pemeriksaan akan langsung disampaikan oleh Guru dan  Orang Tua siswa masing- masing. Yang kemudian ditindak lanjuti dengan pemeriksaan lanjutan oleh dokter atau pihak Puskesmas. (PHUR)